Kurang lebih tiga tahun
yang lalu, disebuah sekolah menengah pertama aku bersekolah SMP Kartini yah itu
nama sekolahku tercinta. Earlene Engrasia itulah namaku teman-teman sering
memanggilku Earlene. Pengumuman SMP telah tiba hari itu semua siswa dikumpulkan
di sebuah lapangan luas ditemani matahari yang tak kalah teriknya. Tepat pukul
12.00 satu persatu nama siswa dipanggil untuk menerima sebuah amplop putih
berisikan surat pengumuman . Namaku turut dipanggil, suasana hatiku saat itu dag
dig dug tak kalah hebatnya menanti waktu agar surat pengumuman itu bisa kubuka.
Kusobek bagian atas kertas putih itu lalu kutarik isinya kubaca dan tulisan
tidak lulus yang tertera diamlpop tersebut tercoret rapi artinya aku lulus
bahagiaku tak terkira lalu kudekatkan wajahku ke rumput kala itu menghadap
kiblat sujud syukur atas kelulusanku teriknya matahari saat itu tak kuhiraukan.
Namun aku sedih ketika mengingat salah satu temanku yang dipanggil menghadap
sang Ilahi duluan, walau beliau tak ada aku yakin beliau tersenyum bahagia
melihat kami semua lulus di atas sana.
Perjalananku tentunya tak
berhenti sampai disitu, hari itu pendaftaran ulang di SMA Kartika sudah terbuka
lantaran aku dapat tiket bebas tes untuk masuk ke sekolah yang cukup unggul di
kota saat itu, karena kebetulan sekolah yang aku tempati lulus adalah Rintisan
Sekolah Berbasis Internasional. Masa pramos pada hari sabtu ruanganku digugus
satu, banyak teman baru yang aku temukan , berbagai karakterpun muncul dari
berbagai teman yang kudapat saat itu. Kakak kakak panmos yang sebagian galak
namun ada juga sih yang baik. Saat malam tiba mataku terlelap, hatiku kegirangan merasa tak sabar
buat menanti hari esok dan kugunakan seragam putih abu-abuku .
-->
Di halte bus akupun cukup
lumayan lama menunggu setiap bus yang berdatangan diserbu oleh anak-anak smp
yang kebetulan waktu itu bersamaan jam pulangnya. Aku cukup sabar mengantri ,
hingga tiba saatnya aku mendapat bus yang kosong . Hari itu sangat lelah namun
menyenangkan, bertemu dengan teman-teman baru, guru-guru baru dan kakak-kakak
kelas yang baru dengan berbagai macam karakter. Tentunya semangat belajar di
SMA pun semakin tinggi.
Di hari terakhir seperti hari-hari kemarin dilaksanakan lagi
upacara terakhir untuk masa orientasi siswa , kali ini Pembina upacara menyampaikan
amanantnya dengan begitu padat dan lincah seolah mengerti akan hasrat siswa
yang kebanyakan jenuh berdiri ketika berdiri untuk mendengarkan sebuah
informasi di tengah teriknya matahari. Setalah upacara aku dan teman-teman
lainnya disuruh berkeliaran membersihkan ruangan-ruangan yang ada di SMA
Kartika ini dan paling seru ketika kakak panmos berinisiatif menyuruh adik-adik
panmosnya untuk membuat sebuah surat cinta yang diperuntukkan buat kakak-kakak
panmos. Hmm, kali ini aku bingung mau ngasih siapa ya surat itu. Untuk proses
pembuatannya sih aku tak usah terlalu memikirkan bagaimana agar surat cinta itu
jadi aku tinggal searching di internet lalu kutuangkan ke sepotong kertas kecil
dan kutulis isinya kan hanya sebuah game hehe . Terserah kakak panmos itu
sajalah yang mau nanggapinnya serius atau tidak. Tiba saatnya saya harus
menyerahkan surat cinta itu ke kakak panmos dan kali ini aku putuskan untuk
memberikan ke kakak yang bernama Daeng. Unik benar namanya khas makassar well
yang kebetulan orangnya sudah aku tahu jauh sebelum masa orientasi siswa itu
berlangsung , dari dulu sejak pertama aku kenal dia ngeselin emang. Aku berniat
memberikan surat itu kepadanya awalnya berniat agar dia gak ngeselin lagi.
Aku bertemu pada kak Daeng
pada jam istirahat , akupun tidak perlu malu seperti kebanyakan dari temanku
“adek” sapa kak Daeng
“ia kak “ aku balas
dengan senyumku
“ Makasih ya suratnya,
suratnya bagus deh “ katanya
“ aku pamit dulu ya kak
uda masuk tuh” sambungku
Lantas Daeng menengok ke
arah ruang gugusku
“ya uda deh dek “ Daeng berkata
Agatha yang kutemani saat itu dengan lincahnya berkata
“sepertinya kak Daeng suka deh sama kamu Lene”
“Ah masa sih, orang anaknya tuh ngeselin dari dulu tahu gak ? ”
ketusku
“ia aku serius “ tambah Agatha yang mencoba merayuku
“sudah Ah ntar didengar banyak kakak kelas disini” jawabku
Kami berjalan ke arah
tempat dudukku yang kebetulan teman bangkuku adalah Agatha sendiri.
-->
Masa Orientasi Siswapun
telah usai, tiba saatnya pembagian kelas
aku dan Agatha ditempatkan satu kelas lagi. Penempatan kelasku kali ini adalah
X.1
“Lene kamu duduk di dekat aku lagi ya, aku sudah booking tempatnya”
Agatha berkata
“ia makasih ya uda diambilin bangku “ kataku
“ia sama-sama” Agatha
Ternyata Agatha tak seperti yang aku bayangkan selama ini yang nampaknya
judes, seram. Lama kelamaan kami berdua semakin akrab , mulai saling
curhat-curhatan entah itu masalah pelajaran maupun masalah pribadi . Agatha
sering banyak bercerita tentang masa-masa smpnya yang kemudian aku juga ditanya
dan berbalas cerita waktu smp. Bertemu teman baru tak hanya Agatha tapi ada
seorang siswa baru kebetulan teman kelasku yang
cukup menyita perhatianku, anaknya cukup kocak, sering gangguin
cewe-cewe yang ada dikelasku . Hingga akhirnya suatu masalah terjadi, salah
satu teman kami bernama Manda mengaku kehilangan uangnya yang tadinya
diletakkan ditasnya, Manda hanya menangis entah siapa yang mengambilnya hingga
salah satu guru datang untuk memeriksa semua tas yang ada di dalam kelas saat
itu. Kecurigaan-kecurigaan semakin bermunculan, temanku yang bernama Shara saat
itu menuduh keras salah satu temanku, dia menuduh Ahmad yang mengambil uangnya
Manda .
“Ayolah Ahmad ngakuu aja,
kamukan yang mengambil uangnya Manda ?” Sara berkata
“ah jangan sembarang ngomong kamu “ Ahmad membalas
“ kalo bukan kamu yang
ngambil emang siapa lagi , yang tinggal dikelas waktu pelajaran olahraga kamu
aja tuh “ Sara ketus
Ahmad Emosi lalu diangkatnya sebuah
bangku dan dilemparkannya ke Sara namun tak tepat sasaran , Ibu guru yang melihat
pertengakaran antara Sara dan Ahmad segera melerai .
“masalah yang satu belum
kelar malah membuat maslaah baru, kalian jangan kemana-mana ibu akan membawa
anak dua ini ke ruang BK”, ibu berkata
-->
Hampir tiap pertemuan
kelas biologiku dia datang berkunjung ke kelasku, rajin banget dia tiap hari
komentarnya tambah ngeselin lagi . Apa-apa aku terus yang disuruh jawab
pertanyaan , alasannya aku sendiri berasal dari kelas X.1
Sampai suatu waktu dia
absen berkunjung ke kelas bimbinganku, kali ini batang hidungnya pun tak tampak
. Mataku liar memandang kiri kanan di sekeliling sekolah ingin aku bertanya ke
kak Hamka tapi aku malu ntar fikirannya macam-macam lagi. Aku heran kalau dia
ada aku kesal pengen cepat-cepat liat dia pergi , tapi gilirannya dia absen aku
malah nyari-nyari dia dan Lagi gumamku sendiri dalam hati. Sampai suatu waktu
aku lewat tak sengaja mendengar kak hamka dan temannya bercerita katanya kak
daeng lagi dikarantina mau ikut lomba olimpiade matematika.
Dia memang pintar sih , kelasnya
aja kelas khusus . Tidak sama kebanyakan siswa cowo lain yang habiskan masa
mudanya cuman buat hura-hura. Aku kembali ke kelas dan kembali berdialog dengan
Agatha
“ Lene ada yang nitip
salam tuh “ lapor Agatha
“ siapa sih “, Tanya Earlene
“ tetangga kelas kita “
Jawab Agatha
“oh, Gath aku mau cerita
nih kamu tahu gak kaka kelas kita namanya kak Daeng”, tanyaku
“ tahulah orang dia kakak
kelas aku waktu smp, kenapa emang ?”, Agatha bertanya
“oh kebetulan dia tu yah
nyebelin banget , emang ia ga sih dari smp dia sifatnya kayak gitu ?”
“gak kok aslinya dia baik
banget “ ,
“ ah, masa sih “
“kenapa emang Lene, kamu
suka ya wajar kali”
“gimana mau suka kalau
orangnya nyebelin gitu”
Namun tak bisa kutepis
seiring waktu berjalan perasaan itu muncul menggelogor bak virus hebat yang
gampang menyebar lalu terpenjara di hatiku, perasaan itu tak ada yang tahu
termasuk ya dia. Waktu berlalu dengan cepat, mulailah dia mendekati ujian Nasional
. Tampaknya ia juga sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya bimbel
dimana-mana sampai akhirnya bimbingan belajar biologipun dihentikan untuk
sementara waktu. Tak ada lagi dia yang cerewet, ngeselin. Tiba saatnya
pengumuman ujian nasional dia dinyatakan lulus dan kakak yang ngeselin itu kebetulan
lulus di universitas ternama yang diidamidamkannya sejak dulu juga yang
mengantarnya untuk pergi menjauh dari hidupku. Wajar saat itu aku merasa rindu,
sakit, gelisah, sedihkalau istilahnya anak jaman sekarang mah g a l a u
ditinggal olehnya.
-->
Seiring berjalannya waktu
aku juga melanjutkan kegiatan dengan ikut acara rohis. Awal pertama aku
mengenal rohis, hatiku terasa senang ketika harus berkumpul dengan teman-teman
yang membahas masalah islam. Hari demi hari aku cukup aktif mengikuti
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anggota-anggota rohis. Pengalaman dan
pengetahuan ku pun tentang islam lumayan bertambah. Tingkah lakupun dari
semulanya kurang baik agak membaik. Rohis dibimbing oleh kak Een yang mulanya
dia dan diambil alih oleh kak Neva karena kak Een akan sibuk mempersiapkan
untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri favoritnya. Saling tukar cerita, saling Tanya jawab,
saling curhat menambah keakraban para anggota majelis. Hingga akhirnya suatu
waktu saya dan teman-teman majelis diberi amanat untuk menjadi mentor buat
adik-adik kelas satu.
Kehidupan menjadi mentor
tentunya berbeda dengan sewaktu menjadi pendengar di majelis rohis tersebut. Hari
pertama menjadi mentor dengan member sepuluh namun lama kelamaan menjadi
semakin berkurang yang berthan hanya tiga orang . Adik-adikku tersebut sudah
saya anggap sebagai adikku sendiri yang kebetulan memang saya mendambakan
seorang adik perempuan. Saat kita memulai diskusi tentang gimana sekolah hari
ini, apa keluhan mereka selama di sekolah, dan masalah-masalah yang mereka
hadapi di keluarga ataupun dimana itu. Kegiatan terus berjalan dengan begitu
ramah .
Judes, angkuh, tak
pedulian adalah judge pertama yang kau tujukan padaku
Tak lama waktu
berselang
Kebekuan itupun
menjadi cair
Hari-hari kuhabiskan
mengukir cerita bersama kalian
Namun cerita itu tak
selamanya indah
Perseteruan pun ikut
mewarnai pesta persahabatan yang kita jalin
Pertemuan yang indah
Mengenal kalian adalah
anugerah
Kalian muncul dengan
beragam latar belakang
Namun perbedaan
bukanlah suatu hal berarti
Malah menjadikan
bumbu-bumbu persahabatan
menjadi semakin kuat
hingga menumbuhkan bibit-bibit rasa persaudaraan
Namun tak bisa di
tepis
bibit-bibit cinta ikut
tumbuh dicelah-celah kebersamaan
porseni menjadi saksi
kongkritnya tali persahabatan yang kami jalin
momen-momen dimana
kekompakan di uji
tak ketinggalan pula
kelas menjadi ruang bersejarah
tempat dimana makan
bersama itu dimulai
bersenda gurau,
utamanya menjadi ruang menampung video
perjalanan kami
menuntut ilmu
serta kisah pengumpulan
dana
buat salah satu teman
tercinta
mengidap
penyakit yang mengharuskan dirinya terbaring lemah di rumah sakit selama
beberapa hari
Akhir-akhir
menjelang UN
hampir
mayoritas guru mengeluh tentang kerecokan ruang kelas kami
kelas
kami yang sulit diam
acuh
terhadap guru
segala
hal-hal negative terbersik dalam fikiran guru-guru
namun
sejatinya kami tak pernah bermaksud
menyakiti,
tidak menghargai setiap guru yang mempunyai tugas mengajar
saat
UN selesai kami hendak berangkat ke Malino
banyak
berita yang kurang baik santer terdengar sebelum akhirnya diputuskan untuk
berangkat
hari
itu kami berangkat bersama dua orang guru
setibanya
di vila teman-teman bergegas untuk berangkat ke Air terjun Malino
hingga
saatnya malampun tiba kami berjalan tak tentu arah mencari warung jagung bakar
plus tempat ngopi juga , hem yang ikut sama doinya ni ya lengket terus haha
piss
satu
malam yang penuh dengan cerita
hingga
saatnya pengumuman pun tiba
Alhamdulillah
semua siswa SHS 1 Takalar dinyatakan lulus
Kami
Exactioner bersorak bersama
Suasana
pun riuh dengan beragam pemandangan
Diwarnai
dengan pawai serta coret-coret baju
Ini nih
masa-masa belajar di Exacton’s Castle anak yang rajin ngaji lagi hhi bersama
Heru Cakra, Andi Albar Ali Abu, Arwini
Nursyawaliah, St. Yulia Asrum, Ela Wandasari Agung, Andika Pasta Bikhulhairad,
umm tapi liat deh Jubair dan Muh Yusuf sufyar orang lagi serius ngaji mereka
malah asik ketawa haha *ketawa sendiri
Nah kali Ini waktu kami di Forks , cieelah *sok Alias
Malino hhehe pojok kanan ada Muh Yusuf Sufyar, Arwini Nursyawaliah, Fadly
Idris, Andi Annisa Rusli, Ika Hasrini Syam, Yunita Cahyani Pratiwi, Ardi
Arisandy, Ismy fadilah, Hamdar Rosmini, NurAlfy Laila S, Ridha Awaliah, Annisa
Nur (Aku), dan MUhUsran
Meskipun
orangnya semua gak hadir yang penting
fotonya hadir semua, waktu foto pas nungguin upacara Porseni lama jadi
foto-foto aja dulu . nah kali ini ada Dian Hardianti, Nur Alfy Laila S, Aida
Citra Dewi, Sri Resqy Irjayanti Khalik, Ikha Hasriani Syam, Yunita Cahyani
Pratiwi, Annisa Nur (aku) , Eldazari Z, Isty Fairuziah Ishak, Dan Sri Resky
Apriani Rahma :D
ingin ku tuliskan sebuah cerita singkat perjalananku hari ini
19 April 2012, ya the last day of UN
Bertepatan dengan hari kelahiran salah satu kawanku
Member of exact generation1
Kiki kini genap berusia 18 tahun
Bell berbunyi tepat 13.00
Tandanya waktu pengerjaan UN telah usai
Kami hendak bergegas menuju kediaman Kiki
Kali ini yang hadir kurang lebih ½ dari jumlah exaction
Ade, Cikun, Ela, Dikun, Uni, Wini, Reski, Uni, Alfi, Cimi, Yuki, AL,
Alim, A Annisa,
Ibnu, Tirta, buddy, ucup, fadly, imam, dika, Uss hm siapa lagi ya ?
Of course reader, saya sendiri dan Kiki
3 botol minuman yang tak perlu saya sebutkan mereknya habis ludes tak
bersisa
Dilanjut dengan sebuah hidangan ikan bakar yang menggugah selera
Ditambah dengan bumbu kebersamaan makan
Disertai canda tawa Oleh Ibnu, Nisa Rusli, AL, Tirta yang tak
henti-hentinya
Makan bersama telah usai dilemparkannya sebutir demi butir telur
Ke kiki hingga tubuhnya basah dengan campuuran air
Menjadi penonton dalam peristiwa itu
Tapi apa daya akupun ikut menjadi korban kegokilan Nisa R
Ya air ikut melekat di seragam exaction abu-abuku
Terbersik sebuah desah dalam asa
Rasa takut, cemas, khawatir tiba-tiba merenggut kebahagiaan yang
kurasakan saat itu
Mengapa aku takut ?
Mengapa aku Cemas?
Mengapa aku khawatir ?
Aku takut,
cemas, khawatir tak akan kutemukan kebersamaan yang seperti saat ini
Kebersamaan hari itu berakhir
Sampai jumpa Doaku selalu menyertaimu kawan
1.Exact
Generation sering disingkat dengan nama EXACTION yang artinya Generasi penerus
IPA adalah nama perkumpulan dari kelasku tercinta terdiri atas tiga puluh dua
orang . Nama itu adalah hasil vote dari semua anggota yang kebetulan idenya
dikeluarkan olehku.