Rabu, 20 Juni 2012

CINTA TAK BERUJUNG




 




Kurang lebih tiga tahun yang lalu, disebuah sekolah menengah pertama aku bersekolah SMP Kartini yah itu nama sekolahku tercinta. Earlene Engrasia itulah namaku teman-teman sering memanggilku Earlene. Pengumuman SMP telah tiba hari itu semua siswa dikumpulkan di sebuah lapangan luas ditemani matahari yang tak kalah teriknya. Tepat pukul 12.00 satu persatu nama siswa dipanggil untuk menerima sebuah amplop putih berisikan surat pengumuman . Namaku turut dipanggil, suasana hatiku saat itu dag dig dug tak kalah hebatnya menanti waktu agar surat pengumuman itu bisa kubuka. Kusobek bagian atas kertas putih itu lalu kutarik isinya kubaca dan tulisan tidak lulus yang tertera diamlpop tersebut tercoret rapi artinya aku lulus bahagiaku tak terkira lalu kudekatkan wajahku ke rumput kala itu menghadap kiblat sujud syukur atas kelulusanku teriknya matahari saat itu tak kuhiraukan. Namun aku sedih ketika mengingat salah satu temanku yang dipanggil menghadap sang Ilahi duluan, walau beliau tak ada aku yakin beliau tersenyum bahagia melihat kami semua lulus di atas sana.
Perjalananku tentunya tak berhenti sampai disitu, hari itu pendaftaran ulang di SMA Kartika sudah terbuka lantaran aku dapat tiket bebas tes untuk masuk ke sekolah yang cukup unggul di kota saat itu, karena kebetulan sekolah yang aku tempati lulus adalah Rintisan Sekolah Berbasis Internasional. Masa pramos pada hari sabtu ruanganku digugus satu, banyak teman baru yang aku temukan , berbagai karakterpun muncul dari berbagai teman yang kudapat saat itu. Kakak kakak panmos yang sebagian galak namun ada juga sih yang baik. Saat malam tiba mataku  terlelap, hatiku kegirangan merasa tak sabar buat menanti hari esok dan kugunakan seragam putih abu-abuku . 
-->
Di halte bus akupun cukup lumayan lama menunggu setiap bus yang berdatangan diserbu oleh anak-anak smp yang kebetulan waktu itu bersamaan jam pulangnya. Aku cukup sabar mengantri , hingga tiba saatnya aku mendapat bus yang kosong . Hari itu sangat lelah namun menyenangkan, bertemu dengan teman-teman baru, guru-guru baru dan kakak-kakak kelas yang baru dengan berbagai macam karakter. Tentunya semangat belajar di SMA pun semakin tinggi.
  Di hari terakhir seperti hari-hari kemarin dilaksanakan lagi upacara terakhir untuk masa orientasi siswa , kali ini Pembina upacara menyampaikan amanantnya dengan begitu padat dan lincah seolah mengerti akan hasrat siswa yang kebanyakan jenuh berdiri ketika berdiri untuk mendengarkan sebuah informasi di tengah teriknya matahari. Setalah upacara aku dan teman-teman lainnya disuruh berkeliaran membersihkan ruangan-ruangan yang ada di SMA Kartika ini dan paling seru ketika kakak panmos berinisiatif menyuruh adik-adik panmosnya untuk membuat sebuah surat cinta yang diperuntukkan buat kakak-kakak panmos. Hmm, kali ini aku bingung mau ngasih siapa ya surat itu. Untuk proses pembuatannya sih aku tak usah terlalu memikirkan bagaimana agar surat cinta itu jadi aku tinggal searching di internet lalu kutuangkan ke sepotong kertas kecil dan kutulis isinya kan hanya sebuah game hehe . Terserah kakak panmos itu sajalah yang mau nanggapinnya serius atau tidak. Tiba saatnya saya harus menyerahkan surat cinta itu ke kakak panmos dan kali ini aku putuskan untuk memberikan ke kakak yang bernama Daeng. Unik benar namanya khas makassar well yang kebetulan orangnya sudah aku tahu jauh sebelum masa orientasi siswa itu berlangsung , dari dulu sejak pertama aku kenal dia ngeselin emang. Aku berniat memberikan surat itu kepadanya awalnya berniat agar dia gak ngeselin lagi.
Aku bertemu pada kak Daeng pada jam istirahat , akupun tidak perlu malu seperti kebanyakan dari temanku
“adek” sapa kak Daeng
“ia kak “ aku balas dengan senyumku
“ Makasih ya suratnya, suratnya bagus deh “ katanya
“ aku pamit dulu ya kak uda masuk tuh” sambungku
Lantas Daeng menengok ke arah ruang gugusku
  “ya uda deh dek “ Daeng berkata
  Agatha yang kutemani saat itu dengan lincahnya berkata
  “sepertinya kak Daeng suka deh sama kamu Lene”
  “Ah masa sih, orang anaknya tuh ngeselin dari dulu tahu gak ? ” ketusku
  “ia aku serius “ tambah Agatha yang mencoba merayuku
  “sudah Ah ntar didengar banyak kakak kelas disini” jawabku
Kami berjalan ke arah tempat dudukku yang kebetulan teman bangkuku adalah Agatha sendiri. 
-->
Masa Orientasi Siswapun telah usai,  tiba saatnya pembagian kelas aku dan Agatha ditempatkan satu kelas lagi. Penempatan kelasku kali ini adalah X.1
  “Lene kamu duduk di dekat aku lagi ya, aku sudah booking tempatnya” Agatha berkata
  “ia makasih ya uda diambilin bangku “ kataku
  “ia sama-sama” Agatha
Ternyata Agatha tak seperti yang aku bayangkan selama ini yang nampaknya judes, seram. Lama kelamaan kami berdua semakin akrab , mulai saling curhat-curhatan entah itu masalah pelajaran maupun masalah pribadi . Agatha sering banyak bercerita tentang masa-masa smpnya yang kemudian aku juga ditanya dan berbalas cerita waktu smp. Bertemu teman baru tak hanya Agatha tapi ada seorang siswa baru kebetulan teman kelasku yang  cukup menyita perhatianku, anaknya cukup kocak, sering gangguin cewe-cewe yang ada dikelasku . Hingga akhirnya suatu masalah terjadi, salah satu teman kami bernama Manda mengaku kehilangan uangnya yang tadinya diletakkan ditasnya, Manda hanya menangis entah siapa yang mengambilnya hingga salah satu guru datang untuk memeriksa semua tas yang ada di dalam kelas saat itu. Kecurigaan-kecurigaan semakin bermunculan, temanku yang bernama Shara saat itu menuduh keras salah satu temanku, dia menuduh Ahmad yang mengambil uangnya Manda .

“Ayolah Ahmad ngakuu aja, kamukan yang mengambil uangnya Manda ?” Sara berkata
 “ah jangan sembarang ngomong kamu “  Ahmad membalas
“ kalo bukan kamu yang ngambil emang siapa lagi , yang tinggal dikelas waktu pelajaran olahraga kamu aja tuh “ Sara ketus
 Ahmad Emosi lalu diangkatnya sebuah bangku dan dilemparkannya ke Sara namun tak tepat sasaran , Ibu guru yang melihat pertengakaran antara Sara dan Ahmad segera melerai .
“masalah yang satu belum kelar malah membuat maslaah baru, kalian jangan kemana-mana ibu akan membawa anak  dua ini ke ruang BK”,  ibu berkata
-->
Hampir tiap pertemuan kelas biologiku dia datang berkunjung ke kelasku, rajin banget dia tiap hari komentarnya tambah ngeselin lagi . Apa-apa aku terus yang disuruh jawab pertanyaan , alasannya aku sendiri berasal dari kelas X.1
Sampai suatu waktu dia absen berkunjung ke kelas bimbinganku, kali ini batang hidungnya pun tak tampak . Mataku liar memandang kiri kanan di sekeliling sekolah ingin aku bertanya ke kak Hamka tapi aku malu ntar fikirannya macam-macam lagi. Aku heran kalau dia ada aku kesal pengen cepat-cepat liat dia pergi , tapi gilirannya dia absen aku malah nyari-nyari dia dan Lagi gumamku sendiri dalam hati. Sampai suatu waktu aku lewat tak sengaja mendengar kak hamka dan temannya bercerita katanya kak daeng lagi dikarantina mau ikut lomba olimpiade matematika.
Dia memang pintar sih , kelasnya aja kelas khusus . Tidak sama kebanyakan siswa cowo lain yang habiskan masa mudanya cuman buat hura-hura. Aku kembali ke kelas dan kembali berdialog dengan Agatha
“ Lene ada yang nitip salam tuh “ lapor Agatha
“ siapa sih “,  Tanya Earlene
“ tetangga kelas kita “ Jawab Agatha
“oh, Gath aku mau cerita nih kamu tahu gak kaka kelas kita namanya kak Daeng”,  tanyaku
“ tahulah orang dia kakak kelas aku waktu smp, kenapa emang ?”, Agatha bertanya
“oh kebetulan dia tu yah nyebelin banget , emang ia ga sih dari smp dia sifatnya kayak gitu ?”
“gak kok aslinya dia baik banget “ ,
“ ah, masa sih “
“kenapa emang Lene, kamu suka ya wajar kali”
“gimana mau suka kalau orangnya nyebelin gitu”
Namun tak bisa kutepis seiring waktu berjalan perasaan itu muncul menggelogor bak virus hebat yang gampang menyebar lalu terpenjara di hatiku, perasaan itu tak ada yang tahu termasuk ya dia. Waktu berlalu dengan cepat, mulailah dia mendekati ujian Nasional . Tampaknya ia juga sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya bimbel dimana-mana sampai akhirnya bimbingan belajar biologipun dihentikan untuk sementara waktu. Tak ada lagi dia yang cerewet, ngeselin. Tiba saatnya pengumuman ujian nasional dia dinyatakan lulus dan kakak yang ngeselin itu kebetulan lulus di universitas ternama yang diidamidamkannya sejak dulu juga yang mengantarnya untuk pergi menjauh dari hidupku. Wajar saat itu aku merasa rindu, sakit, gelisah, sedihkalau istilahnya anak jaman sekarang mah g a l a u ditinggal olehnya.

-->
Seiring berjalannya waktu aku juga melanjutkan kegiatan dengan ikut acara rohis. Awal pertama aku mengenal rohis, hatiku terasa senang ketika harus berkumpul dengan teman-teman yang membahas masalah islam. Hari demi hari aku cukup aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anggota-anggota rohis. Pengalaman dan pengetahuan ku pun tentang islam lumayan bertambah. Tingkah lakupun dari semulanya kurang baik agak membaik. Rohis dibimbing oleh kak Een yang mulanya dia dan diambil alih oleh kak Neva karena kak Een akan sibuk mempersiapkan untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri favoritnya.  Saling tukar cerita, saling Tanya jawab, saling curhat menambah keakraban para anggota majelis. Hingga akhirnya suatu waktu saya dan teman-teman majelis diberi amanat untuk menjadi mentor buat adik-adik kelas satu.
Kehidupan menjadi mentor tentunya berbeda dengan sewaktu menjadi pendengar di majelis rohis tersebut. Hari pertama menjadi mentor dengan member sepuluh namun lama kelamaan menjadi semakin berkurang yang berthan hanya tiga orang . Adik-adikku tersebut sudah saya anggap sebagai adikku sendiri yang kebetulan memang saya mendambakan seorang adik perempuan. Saat kita memulai diskusi tentang gimana sekolah hari ini, apa keluhan mereka selama di sekolah, dan masalah-masalah yang mereka hadapi di keluarga ataupun dimana itu. Kegiatan terus berjalan dengan begitu ramah . 


  -->
Cukup lama tak mendengar kabarnya, tapi aku tak mungkin akan lupa dengan sosoknya. He send me a friend request di fbku, awalnya aku main confirm-confirm tanpa memperdulikan siapa sih orang-orang yang saya confirm itu. Sore itu fbku tertera ON di chatlist facebook
“Assalamuallaikum “ , daeng menyapa
“waalaikumsalam” kujawabnya
Aku belum terlalu memerhatikan siapa yang menyapa, ada yang beri salam ya aku jawab.
Lalu dia lanjut bertanya
“masih ingat kakak dek? ”  daeng lanjut
Lantas aku buka profilnya dan aku ngechek infonya hatiku deg degan ternyata dan ternyata si dia, lalu aku balas chatnya
“masih kok kak “ jawabku sok cuek hhe
Di media facebokk kami tukeran nomer handphone , smssan hingga akhirnya aku sedikit terkejut dengan pengakuannya. Dia bercerita kurang lebih seperti ini
“ ketika waktu itu kakak sudah mulai suka sama adek, bahkan sayang , sering aku diam-diam merhatiin tingkah lakunya adek di sekolah tapi aku gak berani ngomong. Aku malu hingga kuberanikan diri saat ini karena kakak sudah mempunyai pacar”,

-->
Kala itu serasa kakiku keram untuk meninggalkan netbook yang tertera pas di hadapanku , aku diam  membisu bahkan nyaris menirihkan air mata. Saat itu aku tak tahu harus balas chatnya dengan kata-kata apa hidupku serasa gelap tak ada lampu, bintang dan rembulan. Tak ada lagi suka, cinta, kasih sayang yeah Cintaku berujung sampai disitu. Lantas kurebahkan badanku yang kebetulan sedang lelah yang kali ini Lelah hati, fikiran, dan jiwaku ke tumpukan bantal dan tak kusadari mataku terpejam aku terlelap dalam tidurku. Dalam lelapku aku terbangun kulangkahkan kakiku yang masih terasa berat untuk berjalan ke tempat pengambilan wudhu kudekatkan wajahku menyentuh lantai di dalam sujudku aku bertemu dengan sang kekasih, kekasih abadi  kekasih yang tak pernah buat aku sakit, sedih, menangis, galau, pusing. Kali ini CINTAKU TAKKAN PERNAH BERUJUNG jelas padaNya dan hanya padaNya. 

1 komentar: